ketika awalnya tenang
tak terlihat api diujung bukit tak berpohon itu
satu satu kusebarkan bibit bibit itu
melihatnya tumbuh
kumencoba sabar tuk menemani semuanya
walau nyatanya kulebih tak sabar mendengar desiran daundaunnya
kubaghagia melewati semua pohon pohon yang kini menjunjung tinggi
kulihat semuanya
tenang terasa
ingin selamanya kuberdiam disini
walau ternyata kutetap harus mengarungi samudera
demi negara negara yang membutuhkanku
sampai akhirnya kukembali kesana
melihatnya habis terlalap api
sebuah kecelakaan kecil di musim kemarau ini
dan tahukah kalian?
mengapa ku yang harus membuat api itu semakin besar?
semakin menjalar
liar seperti ular kelaparan
sedih kumelihatnya
sampai kucoba memadamkan semuanya
karena akupun dapat memadamkan semua ini
tapi kenapa semua ini terlalu sulit untukku?
apakah pohon pohon itu tak ingin kuselamatkan?
beberapa jam kemudian api selesai memadam
tak kulihat sisa kehidupan disana
aku tak tahu
haruskah kudisebut pahlawan ataukan pengacau?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar